Kamis, 08 Juni 2017

BAB VIII, Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga

A.  Definisi Perubahan Harga
Untuk memahami makna istilah perubahan harga (changing prices). Kita harus membedakan antara pergerakan harga umum dan pergerakan harga spesifik, yang keduanya termasuk dalam istilah perubahan harga itu. Suatu perubahan harga umum terjadi apabila secara rata-rata harga seluruh barang dan jasa  dalam suatu perekonomian mengalami perubahan. Kenaikan harga secara keseluruhan disebut sebagai inflasi, sedangkan penurunan harga disebut sebagai deflasi
Infalsi telah menjadi fakta yang penting dan tetap di hampir semua Negara di dunia. Perubahan nilai mata uang moneter benar-benar diakui para akuntan dewasa ini, tetapi terdapat pertentangan mengenai cara teoritis dan praktis untuk menyesuaikannya. Di Amerika Serikat, FASB Statement No. 33 mengharuskan pengungkapan khusus oleh perusahaan-perusahaan besar tertentu, tetapi tidak merinci kaitan pengungkapan ini dengan laporan keuangan utama. Unit moneter yang tidak stabil adalah suatu kendala pengukuran dalam pendekatan induktif-deduktif terhadap teori akuntansi.
Apabila pengukuran keuangan didasarkan pada harga-harga historis atau apabila perbandingan terdiri dari agregat harga selama tahun-tahun yang berbeda, maka hubungan yang dianggap biasa di dalam laporan keuangan telah berubah. Upaya mengatasi kendala ini telah melahirkan usul-usul untuk memodifikasi atau merumuskan kembali pengukuran akuntansi tradisional. Pada umumnya pendekatan ini lebih dapat diterima oleh profesi akuntansi ketimbang pendekatan radikal yang akan menetapkan struktur akuntansi baru guna menghindari perbandingan dan penjumlahan harga(agregationns of price) dari tahun-tahun yang berbeda.

B.  Mengapa Laporan Keuangan Memiliki Potensi Untuk Menyesatkan Selama Periode Perubahan Harga
 Dari sudut pandang manajemen, ketidakakuratan pengukuran ini mendistrosi :
-          Proyeksi keuangan yang didasarkan pada data seri waktu histories
-          Anggrana yang menjadi dasar pengukuran kinerja
-          Data kinerja yang tidak dapat mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat dikendalikan
-          Laba yang dinilai lebih pada gilirannya akan menyebabkan :
-          Kenaikan dalam proporsi pajak
-          Permintaan dividen lebih banyak dari pemgang saham
-          Permintaan gaji dan upah yang lebih tinggi dari para pekerja
-          Tindakan yang merugikan dari Negara tuan rumah (seperti pengenaan pajak keuntungan yang sangat besar)
Oleh karena itu, mengakui pengaruh inflasi secara eksplisit berguna dilakukan  karena beberapa alasan :
-       Pengaruh perubahan harga sebagian bergantung pada transaksi dan keadaan yang dihadapi sutu perusahaan
-       Mengelola masalah yang ditimbulkan oleh perubahan harga bergantung pada pemahaman yang akurat atas masalah tersebut
-       Laporan dari para manager mengenai permasalahan yang disebabkan oleh perubahan  harga lebih mudah dipercaya apabila kalangan usaha menerbitkan informasi keuangan yang membahas masalah-masalah tersebut.

C.  Jenis Penyesuaian Inflasi
Akutansi untuk pengaruh laporan keuangan atas perubahan tingkat harga umum disebut sebagai model daya beli konstan biaya histories. Akutansi untuk perubahan harga khusus disebut sebagai model biaya kini.

D.  Penyesuaian Tingkat Harga Umum
Jumlah mata uang yang disesuaikan terhadap perubahan tingkat harga umum (daya beli) disebut sebagai mata uang konstan biaya histories atau ekuivalen daya beli umum.
Indeks Harga = Perubahan tingkat harga umum diukur dengan indeks tingkat harga.

Penggunaan Indeks Harga = Angka indeks harga digunakan untuk mentranslasikan jumlah uang yang dibayarkan selama periode terdahulu menjadi ekuivalen daya beli pada akhir periode (yaitu daya beli konstan biaya histories).

Obyek Penyesuaian Tingkat Harga Umum
Darimana datangnya kerugian moneter? Selama inflasi, perusahaan akan mengalami perubahan kekayaan yang tidak berkaitan dengan kegiatan operasionalnya. Perubahan ini muncul dari aktiva atau kewajiban moneter, klain terhadap atau kewajiban untuk m embayarkanmata uang dengan jumlah yang tetap dimasa depan. Aktiva moneter mencakup kas dan piutang usaha, yang umumnya akan kehilangna daya beli selama periode inflasi. Kewajiban moneter mencakup kebanyakan utang, yang umumnya akan menimbulkan keuntungandaya beli selama inflasi.
E.  Penyesuaian Biaya Kini
Model biaya kini berbeda dengan akutansi yang konvensional dalam dua aspek utama.Pertama, aktiva tetap dinilai berdasarkan biaya kini dan bukan biaya histories. Kedua, laba adalah jumlah sumber daya yang dapat didistribusikan oleh perusahaan dalam suatu periode (tanpa memperhitungkan komponen pajak), namun tetap dapat mempertahankan kapasitas produktif atau modal fisik perusahaan.

Metode mana yang terbaik?
Penyesuian biaya kini berpendapat bahwa usha tidak dipengaruhi oleh inflasi umum, tetapi lebih dipengaruhi oleh kenaikan biaya opersai khusus dan pengeluran aktiva tetap.
Group Modelo diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan, yang disajikan ulang sebagai berikut:
1.      Persediaan
Pos-pos ini dinilai berdasarkan metode masuk terakhir, keluar pertama dan disajikan ulang dengan menggunakan metode biaya penggantian atau manufaktur
2.      Harga Pokok Penjualan
Penyajian ulang akun ini dinilai berdasrkan nilai persediaan yang dinyatakan ulang
3.      Aktiva Tetap
Pos-pos ini dicatat berdasrkan biaya akusisi, dan disajikan ulang dengan menggunakan factor inflasi yang diperoleh dari Nasional Consumer Price Indeks atau Indeks Harga Konsumen Umum.
4.      Depresiasi
Pos ini dihitung berdasarkan nilai penyajian ulang aktiva tetap, yang dipertimbangkan sebagai dasar, perkiraan masa manfaat ditentukan oleh penilai independent
5.      Penyajian ulang ekuitas pemegang saham
Akun ini disajikan ulang dengan menggunakan faktor inflasi yang diperoleh dari NCPI, menurut umur atau tanggal kontribusinya.
6.      Ketidakcukupan dalam penyajian ulang ekuitas pemegang saham
Saldo akun ini disajikan dengan penjumlahanaljabar dari pos hasil dari kepemilikan  aktiva nonmoneter dan akumulasi hasil moneter ekuitas
7.      Hasil dari kepemilikan aktiva nonmoneter
Pos ini menunjukkan perubahan dalam nilai aktiva nonmoneter yang disebabkan oleh hal selain inflasi
8.      Akumulasi hasil moneter ekuitas
Pos ini merupakan hasil yang berawal dari penyajian awal angka-angka laporan keuangan

F.   Sudut Pandang Internasional terhadap Akutansi Inflasi
AMERIKA SERIKAT
Pada tahun 1979, FASB mengeluarkan Pernyataan Standar Akutansi Keuangan No 33 berjudul Pelaporan Keuangan dan Perubahan harga, pernyataan ini  mengharuskan perusahaan-perusahaan AS mencoba melakukan pengungkapan daya beli konstan biaya histories dan daya beli konstan kini. Perusahan pelapor didorong untuk mengungkapkan informasi berikut untuk masing-masing dari 5 tahun terakhir:
·                 Penjualan bersih dan pendapatan opersai lainnya
·                 Laba dari operasi yang berjalan berdasarkan dasar biaya kini
·                 Keuntungan atau kerugian daya beli (moneter) atas pos-pos moneter bersih
·                 Kenaikan atau penurunan dalam biaya kini atau jumlah yang dapat dipulihkan yang lebih rendah dari persediaan atau aktiva tetap, bersih dari inflasi (perubahan tingkat harga umum)
·                 Setiap agregat penyesuaian translasi mata uang aing, berdasrkan biaya kini, yang timbul dari proses konsolidasi
·                 Aktiva bersih pada akhir tahun menurut dasar biaya kini
·                 Laba persaham (dari opersai berjalan) menurut dasar biaya kini
·                 Deviden persaham biasa
·                 Harga pasar akhir tahun perlembar saham biasa
·                 Tingkat Indeks Harga Konsumen yang digunakan untuk mengukur laba dari operasi berjalan

INGGRIS
Laporan biaya kini di Inggris mewajibkanbaik laporan laba rugi dan neraca biaya kini, beserta catatan penjelasan. Standar di Inggris memeperbolehkan 3 pilihan pelaporan:
·         Menyajikan akun0akun biaya kini sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya historis
·         Menyajikan akun-akun biaya histories sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya kini
·         Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai sati-satunya akun yang dilengkapi dengan informasi biaya historis yang memadai

BRASIL
Akutansi inflasi yang direkomen dasikan di Brasil hari ini mencerminkan 2 kelompok pilihan pelaporan, hukum perusahan Brasil dan Komisi Pengawas Pasar Modal Brasil. Pneyesuaian inflasi yang sesuai dengan hukum perusahaan menyajikan ulang akun-akun aktiva permanent dan ekuitas pemegang saham dengan menggunakan indeks harga yang diakui oleh Pemerintah Federal untuk mengukur devaluasi mata uang local. Aktiva permanent meliputi aktiva tetap, gedung, investsai, beban tangguhan dan depresiasi terkait, serta kaun-akun amortisasi atau deplesi (termasuk setiap provisi kerugian yang terkait). Akun-akun ekuitas pemegang saham terdiri dari modal, cadangan pendapatan, cadangan revaluasi, laba ditahan, dan akun cadangan modal yang digunakan untuk mencatat penyesuaian tingkat harga terhadap modal.

Badan Standar Akutansi Internasional
IAS 29 Pelaporan keuangan dalam Perekonomian Hiperin flasi mewajibkan (dan bukan hanya merekomendasikan) penyajian ulang informasi laporan keuangan utama. Secara khusus, laporan keuangan suatu perusahaan yang melakukan pelaporan dalam mata uang perekonomian hiperinflasi, apakah didasarkan pada kerangka penilaian biaya histories atau biaya kini, hatus disajikan ulang sesuai de ngan daya beli konstan pada tanggal neraca.

Isu-isu mengenai inflasi
Terdapat 4 isu akutansi inflasi yang cukup menganggu. Keemapat isu itu adalah:
1.      Apakah dolar konstan atau biaya kini yang lebih baik mengukur pengaruh inflasi
2.      Perlakuan akutansi terhadap keuntungan dan kerugian inflasi
3.      Akutansi inflasi luar negeri
4.      Menghindari fenomena kejatuhan ganda

Akutansi untuk inflasi di luar negeri
Di Amerika Serikat, FASB berupaya untuk membahas masalah inflasi dengan mewajibkan perusahaan pelapor yang besar untuk melakukan eksperimen dengan pengungkapan daya beli konstan biaya histories dan pengungkapan biaya kini. Oleh karena itu, investor memerlukan laporan keunagan yang disesuaikan dengan tingkat harga spesifik dan bukan tingkat harga umum, karena penyesuaian tingkat harga spesifik (model biaya kini yang kita gunakan) menentukan jumlah maksimum yang dapat dibayarkan oleh perusahaan sebagai dividen (kekayaan yang dapat dibagikan) tanpa mengurangi kapasitas produktifnya. Model biaya histories tetap saja adalah model biaya historis.

OPINI:
Perubahan harga sangat erat kaitannya dengan pelaporan keuangan. Setiap perusahaan yang melakukan transaksi jual beli jasa/barang akan dihadapkan pada masalah perubahan harga baik itu inflasi(kenaikan harga) maupun deflasi(penurunan harga). Perubahan harga menimbulkan perbedaan biaya dalam suatu asset ataupun nilai dari laba perusahaan. Sehingga metode yang diterapkan oleh beberapa negara untuk mengakui perubahan harga (akuntansi inflasi) yakni General Price Level Adjustment (penyesuaian harga umum) dan Current Cost Accounting (biaya saat ini atau terkini). Dengan mengakui perubahan harga akan memaksimalkan keuntungan dan menghindari perhitungan biaya depresiasi yang tidak relevan. Pada periode perubahan harga ini laporan keuangan sangat teramat rentan terhadap resiko penyesatan para penggunanya. Resiko ini terjadi karena adanya ketidak akuratan pengukuran yang menyebabkan distorsi pada proyeksi keuangan yang didasarkan pada data seri waktu historis, anggaran yang menjadi dasar pengukuran kinerja dan data kinerja yang tidak dapat mengisolasi pengaruh perubahan harga yang tidak dapat dikendalikan.

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BAB XIII, Perpajakan Internasional dan Penetapan Harga Transfer

KESERAGAMAN SISTEM PAJAK NASIONAL Sebuah perusahaan bisa melakukan bisnis internasional dengan cara mengirimkan barang dan jasa atau deng...